"Makalah Dr. Muhammad ‘Ali Al-Bari, dalam Majalah Al-I’jaaz Al-Ilmiy No. 04"
Kata-kata di atas saya coba gunakan sebagai kata kunci di google. Di mesin pencarian apapun, ketika kata yang dimasukkan semakin spesifik biasanya hasil yang didapatkan akan semakin sedikit. Ketika saya mencoba memasukkan kata kunci di atas 44 link web saya dapat. Artinya, 44 web menggunakan kata kunci tersebut di dalam salah satu artikelnya. Di dalam makalah tersebut terdapat referensi ilmiah tentang manfaat medis dari Tahnik. Kebetulan beberapa hari ini saya sedang hunting referensi tetang salah satu thibbun nabawi tersebut. Hasilnya? Cukup mengecewakan.
Mengapa? Bukan karena saya tidak menemukan referensi (meskipun itu juga), namun lebih kepada sikap teman2 muslim kita yang "membangga2kan" bahwa tahnik memang terbukti secara medis dapat memberi manfaat kepada bayi. Apakah bangga tidak boleh? Sangat boleh, bahkan harus kalau itu datangnya dari Islam. Tapi kebanggaan mereka hanya datang dari satu sumber saja. Dari artikel-artikel yang saya baca hampir semuanya mirip (bisa dibilang satu web copy paste dari web lain). Dan selalu saja ketika tiba pada pembahasan hal-hal yang ilmiah artikel2 itu "menisbatkannya" pada "Makalah Dr. Muhammad ‘Ali Al-Bari, dalam Majalah Al-I’jaaz Al-Ilmiy No. 04", tidak ada yang lain! Padahal kita tidak tahu majalah Al-I'jaaz Al-Ilmiy itu terbit di mana dan kapan, dari segi pengutipan sudah keliru. Artinya apa? Teman2 muslim kita terlena hanya dengan satu bukti, belum ada semangat untuk menambah bukti yang lain, menggalinya dan mempublikasikannya ke seluruh penjuru dunia bahwa memang tahnik ada manfaatnya secara medis dan scientific ilmiah.
Silahkan setuju atau tidak dengan opini saya di atas. Tulisan ini adalah bentuk keprihatinan saya terhadap budaya ilmiah yang dimiliki oleh ummat ini. Sekian.
Kata-kata di atas saya coba gunakan sebagai kata kunci di google. Di mesin pencarian apapun, ketika kata yang dimasukkan semakin spesifik biasanya hasil yang didapatkan akan semakin sedikit. Ketika saya mencoba memasukkan kata kunci di atas 44 link web saya dapat. Artinya, 44 web menggunakan kata kunci tersebut di dalam salah satu artikelnya. Di dalam makalah tersebut terdapat referensi ilmiah tentang manfaat medis dari Tahnik. Kebetulan beberapa hari ini saya sedang hunting referensi tetang salah satu thibbun nabawi tersebut. Hasilnya? Cukup mengecewakan.
Mengapa? Bukan karena saya tidak menemukan referensi (meskipun itu juga), namun lebih kepada sikap teman2 muslim kita yang "membangga2kan" bahwa tahnik memang terbukti secara medis dapat memberi manfaat kepada bayi. Apakah bangga tidak boleh? Sangat boleh, bahkan harus kalau itu datangnya dari Islam. Tapi kebanggaan mereka hanya datang dari satu sumber saja. Dari artikel-artikel yang saya baca hampir semuanya mirip (bisa dibilang satu web copy paste dari web lain). Dan selalu saja ketika tiba pada pembahasan hal-hal yang ilmiah artikel2 itu "menisbatkannya" pada "Makalah Dr. Muhammad ‘Ali Al-Bari, dalam Majalah Al-I’jaaz Al-Ilmiy No. 04", tidak ada yang lain! Padahal kita tidak tahu majalah Al-I'jaaz Al-Ilmiy itu terbit di mana dan kapan, dari segi pengutipan sudah keliru. Artinya apa? Teman2 muslim kita terlena hanya dengan satu bukti, belum ada semangat untuk menambah bukti yang lain, menggalinya dan mempublikasikannya ke seluruh penjuru dunia bahwa memang tahnik ada manfaatnya secara medis dan scientific ilmiah.
Silahkan setuju atau tidak dengan opini saya di atas. Tulisan ini adalah bentuk keprihatinan saya terhadap budaya ilmiah yang dimiliki oleh ummat ini. Sekian.
No comments:
Post a Comment