Wednesday, November 21, 2012

Tak Usah Membahas Gelar

Oleh Gading Ekapuja Aurizki

Ada banyak cara untuk menghargai orang-orang yang telah berjasa kepada bangsa ini. Salah satunya adalah dengan memberikan mereka gelar kepahlawanan. Itulah yang terjadi pada Dwi Tunggal, Soekarno-Hatta. Dua tokoh tersebut pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah. Terkait pertanyaan mengapa baru diberikan sekarang, hal itu bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan. Justru gelar kepahlawanan yang baru disematkan kemarin tak bisa dibandingkan dengan besarnya pengaruh pemikiran kedua tokoh tersebut bagi masyarakat. Karena gelar hanyalah simbol. Paling banter ia akan menambah dua foto di antara deretan foto-foto pahlawan nasional yang tercetak di buku-buku ilmu pengetahuan umum. Selebihnya, orang akan lupa. Namun pengaruh dan pemikiran akan terus melekat di benak banyak rakyat Indonesia.

Tanpa gelar pahlawan nasional pun sudah banyak orang yang berpegang teguh mengamalkan ajaran dua tokoh tersebut. Itu menandakan pengaruh dan pemikiran mereka cukup kuat, meskipun sudah berpuluh tahun wafat. Kontribusi mereka akan terus dirasakan, bahkan bisa mengabadi menjadi ruh kehidupan berbangsa dan bernegara republik ini. Dan itulah yang wajib kita lanjutkan, bukan sekedar berdebat panjang tentang gelar kepahlawanan. []

_________________
Tulisan ini adalah karya yang dikirim untuk dimuat di rubrik Kompas Kampus hari Selasa, 20 Nopember 2012 dengan tema pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soekarno-Hatta yang terkesan terlambat. Tulisan tidak dimuat.

No comments:

Post a Comment