Madiun, 15-25
Agustus 2012
Cerita ini
seharusnya bisa dicicil sejak saat berada di Madiun. Tetapi, entah mengapa baru
mendapat inspirasi setelah melakukan perjalanan kembali ke Surabaya. Telat?
Mungkin iya. Namun tak terlambat untuk dikebut. Inilah kisah
"liburan" saya selama 10 hari di kampung halaman. Selamat membaca..
Waktunya
Istirahat
Waktu pulang
tahun ini terasa begitu dinanti-nanti. Banyak alasan, pertama karena saya
menjalani masa yang cukup berat satu bulan sebelumnya. Padatnya jadwal pembinaan
di Asrama PPSDMS, amanah menjadi ketua LASKAR yang kemudian harus dialihkan kepada
orang lain, DLM, KAMMI, deadline Paper 4 Pilar yang bertepatan dengan hari-H
kepulangan, dan sebagainya. Kedua, karena saya sudah menunda kepulangan yang
sebelumnya tanggal 14 Agustus, diganti tanggal 15. Saya sudah pesan tiket untuk
tanggal 14, tetapi ternyata di kampus ada Evaluasi Akademik (Yudisium).
Akhirnya saya membatalkan pemberangkatan kereta dan memilih ikut Mudik bareng
BEM Unair.
Bisa dibilang
sebelum pulang, waktu yang saya miliki benar-benar pas, mepet, dan yaris
keteteran! Paper 4 pilar baru selesai 2 jam sebelum keberangkatan Armada Mudik
bareng BEM Unair, setelah beberapa malam sebelumnya saya harus begadang sampai
pagi di Asrama. Itu belum ngeprintnya yang molor sampai lebih dari jam 8.
Bahkan untuk urusan menjilid dan mengirimkannya via pos, saya harus meminta
tolong kepada salah seorang al-akh di Garuda. Untung saya tidak
ketinggalan bus Mudik bareng. Setelah itu semua bisa dihandel, rasanya puas
sekali. Akhirnya saya bisa mudik dengan tenang.
Penuh Reuni
Siang itu, bapak yang
menjemput saya di terminal Purabaya, Madiun. Perjalanan dari terminal di daerah
perbatasan Kota dan Kabupaten Madiun sebelah Timur, hanya ditempuh kurang lebih
20 menit melewati pusat kota untuk sampai ke rumah saya yang berada di Desa Madigondo,
Kec. Takeran, Kab. Magetan. Hal itu menggambarkan, betapa kecilnya Kota Madiun
dibandingkan Kota Surabaya. Sampai rumah, saya pun langsung melepas rindu
kepada ibu, yangti, dan keluarga.
Belum puas berada
di rumah, sore harinya sekitar jam 4 saya sudah harus pergi. Ada undangan buka
bersama sekaligus reunian Alumni SMP 2 Madiun angkatan 2007. Itu pertama kalinya
setelah kami lulus SMP 5 tahun lalu. Saya tidak melihat adanya perubahan
signifikan pada diri mereka. Setelah 5 tahun berpisah, karakter mereka ya begitu-begitu saja. Yang berbeda
hanyalah pencapaian mereka. Ada yang sudah bekerja, ada yang masih kuliah, ada juga
yang menganggur.
Agenda utama dari
buka bersama dan reuni itu adalah membentuk kepengurusan Ikatan Alumni SMP 2
Madiun (IKASEMDA) angkatan 2007. Saat diskusi pembentukan, saya tidak ikut
karena izin untuk menghadiri buka bersama dan reuni Teater ASAP di SMA. Setelah
saya kembali ke tempat reuni SMP sekitar jam 8 malam, ada beberapa teman yang
masih berkumpul mendiskusikan keberlangsungan IKASEMDA 07 ke depan. Saya pun
ikut nimbrung sebentar hingga forum bubar sekitar pukul 9 malam.
Buber dan reuni Teater
ASAP digelar bersamaan dengan buber IKASEMDA, sehingga saya harus nelat. Ketika saya sampai di tempat
reuni, teman-teman terlihat duduk melingkar mendengarkan Bang Agung, pelatih
kami, memberikan beberapa pengarahan. Di sana terlihat beberapa orang alumni yang
wajahnya cukup familiar, tetapi saya banyak tidak mengenal wajah adik-adik yang
saat ini masih berada di ASAP. Selain karena jarang berkunjung ke SMA, mungkin
banyak dinamika yang dialami oleh ASAP. Saat Bang Agung memberikan kesempatan
kepada para alumni untuk memberikan sepatah dua patah kata, saya tak
ketinggalan angkat bicara. Karena di sana alumni 2010 hanya segelintir, bisa
dibilang kata-kata saya mewakili mereka.
Agenda reunian
tidak selesai sampai di situ. Hari Kamis tanggal 16 Agustus 2012 adalah
waktunya Buber Akbar Alumni SMAN 3 Madiun. Kebetulan tahun ini yang mendapat
giliran menghandel agendanya adalah Alumni 2010, saya dan kawan-kawan. Sebagai
seorang mantan Ketua OSIS, saya yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan
Buber Akbar. Namun di tengah kesibukan dan padatnya jadwal di Surabaya, saya
menyerahkan semuanya kepada (wakil) Ketua I saya, Yogestri Rakhmahappin.
Meskipun banyak
kekurangan di sana sini akibat mepetnya persiapan, plus tidak hadirnya saya
dalam proses penyiapan, alhamdulillah
Buber Akbar bisa terlaksana. Ada beberapa hal yang perlu saya garis bawahi
untuk penyelenggaraan Buber Akbar Alumni: 1) Meskipun namanya Buber Akbar,
setiap kali bertemu dalam forum besar di GOR Smaga selalu duduknya sesuai
angkatan masing-masing, tidak bisa melebur. 2) Setiap tahun ada angkatan yang
tidak lagi menyumbang orang. Tahun lalu, angkatan 2006 dan 2007 masih ada.
Tahun ini paling senior angkatan 2008. Jumlah yang hadir tetap sama karena ada
tambahan alumni 2012. Seharusnya seiring bertambahnya jumlah angkatan alumni
bertambah pula peserta Buber Akbar.
Melihat realita
yang demikian, saya mengumpulkan teman-teman Alumni 2011. Saya pun memberikan
beberapa catatan atas penyelenggaraan Buber Akbar tahun ini, agar nantinya tahun 2013
mendadatang tidak terulang kembali kesalahan yang sama. Pasca itu, saya
mengumpulkan teman-teman Alumni 2010. Sebagai angkatan alumni yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan acara, kami melakukan evaluasi internal angkatan. Banyak
usul, banyak kritik, dan banyak evaluasi. Masalah yang paling sering disampaikan
adalah terkait komunikasi. Atas dasar itu kemudian kami bersepakat untuk
membentuk Ikatan Alumni yang bertugas sebagai center of information and communication bagi seluruh alumni SMA 3
Madiun 2010, dan saya lagi-lagi ditunjuk sebagai koordinator meskipun awalnya
menolak.
Sebenarnya ada
satu reuni lagi, yaitu reuni Alumni MIN Demangan 2004. Tetapi karena jadwalnya
bertabrakan dengan Buber Akbar saya terpaksa tidak mengikuti agenda tersebut.
Yang perlu dievaluasi atas agenda saya tahun ini adalah terlalu banyak agenda reuni
dan pertemuan yang mengurangi waktu saya untuk beribadah, menuntaskan targetan
tilawah, dan sebagainya. Semoga tahun depan bisa lebih dimanage dengan baik. []gea
Next: Mengagumi Keindahan Bumi Allah
No comments:
Post a Comment