Materi oleh Sapto Waluyo
Dirangkum oleh Gading Ekapuja Aurizki
Dalam
menulis sebuah opini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama, harus
menentukan tema opini. Hal ini penting agar tulisan yang dibuat tetap berada pada
jalur yang tepat. Kedua, menentukan opini apa yang hendak disampaikan. Opini inilah
yang nantinya akan dipertahankan oleh penulis, sifatnya persuasif, dan menunjukkan
sebuah sikap terhadap suatu fenomena. Ketiga, memberikan argumen dan alasan
mengapa opini tersebut layak untuk diikuti atau dipertahankan. Keempat, menyusun
format dan judul. Kelima, memperkuat argumen dengan menambah referensi. Dan terakhir,
editing dan finishing.
Banyak
orang terjebak pada pemikiran bahwa menulis opini harus panjang berderet-deret.
Padahal, idealnya sebuah opini satu paragrafnya hanya terdiri 2-3 kalimat. Dan satu
kalimat terdiri dari 5-7 kata. Sehingga dalam menulis opini, 500 kata sudah
cukup banyak untuk menyampaikan sebuah ide gagasan.
Dalam
menulis sebuah opini, jangan menulis kalimat yang “tanggung” alias ada kata
yang tak terdefinisikan. Kalimat seperti itu akan menimbulkan pertanyaan di
benak pembaca. Kalimat seperti itu biasanya muncul ketika ada kata-kata
berbahasa asing yang tak lazim digunakan, namun tidak diberikan penjelasan apa
maksud dari penggunaan kata asing tersebut. Jika memang harus menggunakan
istilah asing, harus ada penjelasannya di kalimat atau paragraf berikutnya.
Selain
itu, perlu diperhatikan kaitan antara paragraf-paragraf. Paragraf di atas
memberikan gambaran umum, paragraf bawahnya memberikan penjelasan, dan begitu seterusnya.
Dengan begitu alur berpikir sebuah tulisan runtut, sehingga memudahkan pembaca
untuk mencerna maksudnya.
Jika
tujuan penulisannya untuk informasi, perlu diperhatikan untuk orang awam.
Jangan menggunakan bahasa tingkat tinggi, karena diksi sangat menentukan suatu
informasi dapat diterima atau tidak. Untuk itu, gunakan logika dan bahasa orang
awam. Kecuali jika tulisan yang dibuat sifatnya ilmiah, maka harus sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah.
Dalam
menulis opini, jangan sampai ada pengulangan kata atau repetisi. Kata pak Sapto,
“Haram hukumnya!” Alasannya karena akan merusak keindahan bahasa dan tidak
efektif dibaca. Semoga bermanfaat. []gea
No comments:
Post a Comment