Saturday, August 25, 2012

Teknik Menulis Artikel Opini

Materi oleh Sapto Waluyo
Dirangkum oleh Gading Ekapuja Aurizki

Dalam menulis sebuah opini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama, harus menentukan tema opini. Hal ini penting agar tulisan yang dibuat tetap berada pada jalur yang tepat. Kedua, menentukan opini apa yang hendak disampaikan. Opini inilah yang nantinya akan dipertahankan oleh penulis, sifatnya persuasif, dan menunjukkan sebuah sikap terhadap suatu fenomena. Ketiga, memberikan argumen dan alasan mengapa opini tersebut layak untuk diikuti atau dipertahankan. Keempat, menyusun format dan judul. Kelima, memperkuat argumen dengan menambah referensi. Dan terakhir, editing dan finishing.

Banyak orang terjebak pada pemikiran bahwa menulis opini harus panjang berderet-deret. Padahal, idealnya sebuah opini satu paragrafnya hanya terdiri 2-3 kalimat. Dan satu kalimat terdiri dari 5-7 kata. Sehingga dalam menulis opini, 500 kata sudah cukup banyak untuk menyampaikan sebuah ide gagasan.

Dalam menulis sebuah opini, jangan menulis kalimat yang “tanggung” alias ada kata yang tak terdefinisikan. Kalimat seperti itu akan menimbulkan pertanyaan di benak pembaca. Kalimat seperti itu biasanya muncul ketika ada kata-kata berbahasa asing yang tak lazim digunakan, namun tidak diberikan penjelasan apa maksud dari penggunaan kata asing tersebut. Jika memang harus menggunakan istilah asing, harus ada penjelasannya di kalimat atau paragraf berikutnya.

Selain itu, perlu diperhatikan kaitan antara paragraf-paragraf. Paragraf di atas memberikan gambaran umum, paragraf bawahnya memberikan penjelasan, dan begitu seterusnya. Dengan begitu alur berpikir sebuah tulisan runtut, sehingga memudahkan pembaca untuk mencerna maksudnya.

Jika tujuan penulisannya untuk informasi, perlu diperhatikan untuk orang awam. Jangan menggunakan bahasa tingkat tinggi, karena diksi sangat menentukan suatu informasi dapat diterima atau tidak. Untuk itu, gunakan logika dan bahasa orang awam. Kecuali jika tulisan yang dibuat sifatnya ilmiah, maka harus sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.

Dalam menulis opini, jangan sampai ada pengulangan kata atau repetisi. Kata pak Sapto, “Haram hukumnya!” Alasannya karena akan merusak keindahan bahasa dan tidak efektif dibaca. Semoga bermanfaat. []gea

No comments:

Post a Comment