Sunday, January 6, 2013

Jika Jodoh Tak Kemana, Kalau Tak Jodoh Buat Apa

Beberapa waktu belakangan saya suka baca buku2 manajemen. Lalu, sekarang ini tertarik membaca buku marketing, meskipun itu tidak sama dengan ketertarikan terhadap dunia bisnis. Mengapa manajemen dan marketing? Alasan paling dekat adalah karena saat ini saya memang membutuhkan itu untuk organisasi2 saya dan aktivitas saya sebagai aktivis dakwah kampus. Jujur, saya menyesal karena baru menyadari pentingnya ilmu manajemen dan marketing ini.

Dakwah itu ibarat seperti jual beli. Seperti yang saya pahami, dalam jual beli ada beberapa proses seperti proses produksi, distribusi, dsb. Apa yang kita dakwahkan itu adalah produknya. Dan produksi adalah proses untuk mengawali semua aktivitas jual beli. Tanpa produk, tidak akan ada jual beli bukan?

Lalu siapa produsennya? Produsen saya adalah organisasi kita. Dengan organisasi yang solid kita bisa membuat produk2 dakwah yang berkualitas. Event2 seperti seminar, kajian, atau ide yang disebar lewat tulisan, sosial media, serta pelayanan ke masyarakat adalah beberapa contoh dari produk dakwah. Tentu, untuk bisa membuat produk yang berkualitas perlu produsen yang professional. Untuk itulah kita perlu ilmu manajemen. Dengan manajemen organisasi yang baik dan rapi, insyaAllah produk dakwahnya juga berkualitas.

Namun proses jual beli tidak sampai pada produksi saja. Bahkan banyak kalangan yang menilai yang terpenting dari proses jual beli adalah marketing. Dengan marketing yang baik, produk rongsokan bisa bernilai tinggi. Namun di sini bukan bermaksud kamuflase produk atau menipu, tapi seni dari marketing itulah yang membuat suatu produk diminati sehingga terjadi jual beli. Bisa juga dibilang marketing adalah dakwah itu sendiri. Bagaimana kita memasarkan ide2 kita ke masyarakat, mengemasnya dengan menarik, dan membuat orang mau menerima ide kita tersebut.

Itulah alasan mengapa belakangan saya tertarik dengan manajemen dan marketing. Namun ada juga alasan saya menyukai keduanya, karena saya mendapatkan ilmu2 tersebut dari orang2 seperti Rhenald Kasali dan Hermawan Kartajaya lewat karya2 mereka.

* * *

NB: Ketertarikan saya terhadap dunia manajemen dan marketing juga menandai bahwa saya mulai memahami arti penting aspek praktis organisasi. Tidak hanya strategis atau ideologis. Seperti yang dikatakan mas Bustomi, bahwa kita tak boleh hanya berhenti di tataran ontologis saja, tetapi aksiologis juga. Dan dengan ini saya ucapkan selamat tinggal pada mindset lama, dan selamat datang pada mindset baru. Saya harap kamu lebih bersahabat kali ini :)

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment