Thursday, February 21, 2013

Ketika Para Pejuang Telah Pergi

"Ketika para pejuang telah pergi, akankah bertahan para pecundang yang berjuang sendiri?" (Gading Ekapuja Aurizki)
Selazimnya, ketika mendengar kabar kelulusan seorang sahabat hati kita menjadi senang. Apalagi jika diiringi dengan kabar bahwa sahabat itu diterima kerja. Harusnya hati lebih senang lagi! Tapi, apa jadinya jika yang terjadi justru sebaliknya? Ternyata hati ini kian sedih. Tiba-tiba saja ada yang hilang dari hidup ini. Sepi mendera karena harus berpisah dengan sahabat tercinta.

Kupersembahkan untuk para pejuang luar biasa, yang sebentar lagi akan meninggalkan kampus perjuangan:

Perpisahan Perjuangan

Oleh Permata Pertama

Duh sahabat, aku tak berani menyalahkanmu karena pergi terlalu cepat. Mungkin karena aku memang belum siap kau tinggalkan. Sepenuhnya itu salahku. Karena kemalasanku, karena kelambatanku, karena kebodohanku.

Duh sahabat, dengan segenap prestasi perjuanganmu itu, aku takut tak bisa melanjutkannya. Sehingga saat kau benar-benar pergi, aku akan banyak melakukan kesalahan-kesalahan. Dan tentu itu akan merusak kerja-kerja yang telah kau buat dulu.

Tetapi, aku sadar, aku insaf.. Bahwa aku bukanlah siapa-siapa yang bisa menahanmu lebih lama di sini. Kau punya penghidupan, dan aku pun harus melanjutkan perjuangan. Kudoakan, semoga Allah terus membimbingmu, dan mempertemukanmu dengan orang-orang yang lebih baik ketimbang diriku ini. 

Perjuanganmu pun harus terus berlanjut, seperti apa yang kau dan aku yakini. Jarak dan waktu tak menjadi batasan, bahwa kita akan tetap bersama dalam langkah. Hingga nanti kita dipertemukan, di tempat yang tak membutuhkan lagi perjuangan.


Surabaya, 21 Februari 2013


[@nersgarawan]

No comments:

Post a Comment