Kepemimpinan dan Perasaan
"Orang yang sukses adalah orang yang bisa mengendalikan perasaannya." (Ust. Musholli, Direktur Ppsdms Nurul Fikri)
Di tengah pergulatan perasaan yang berkecamuk, seorang pemimpin
dituntut untuk teguh dan tegas. Dalam memimpin, terkadang ada perasaan
malas, takut, sungkan, kasihan, dan perasaan lain yang bisa mengalihkan
kita untuk berlaku adil. Untuk itu perasaan-perasaan ini harus bisa dikendalikan, jangan sampai mengaburkan pikiran jernih kita.
Namun bukan berarti dalam kepemimpinan itu tidak boleh menggunakan
perasaan. Itu adalah suatu keharusan. Mengendalikan tidak sama dengan
mengabaikan. Mengendalikan berarti memegang otoritas atas "racikan"
kepemimpinan kita sendiri secara proporsional. Ada kalanya perasaan ini
hanya dijadikan bumbu, tetapi bukan tidak mungkin suatu saat perasaan
itulah yang menjadi bahan dasarnya.
#SaatnyaDapat4
No comments:
Post a Comment