Materi oleh. Adi
Wahyu Adji (Manajer Bid. Program PPSDMS)
Ringkasan oleh. Gading Ekapuja
Aurizki (NIP 0604756)
Cita-cita PPSDMS
Ada
beberapa hal yang menjadi inspirasi dalam penyelenggaraan PPSDMS: (1) Keberadaan
Jesuit; (2) Inspirasi kos HOS Tjokroaminoto; (3) Islamisasi Turki; dan (4) Idealisme
Kami.
Keberadaan
ordo Jesuit adalah salah satu bukti bahwa Umat Katholik “peduli” dengan masa depan
umat mereka. Untuk itu, mereka membuat sebuah organisasi pembinaan pemimpin masa
depan. Umat Islam tidak boleh kalah. Meskipun baru 10 tahun berdiri, PPSDMS juga
ingin mencetak pemimpin masa depan dari umat Islam.
Inspirasi
kedua datang dari kos HOS Tjokroaminoto di gang Peneleh Surabaya. Meski rumah itu
sempit, tapi ia mampu melahirkan negarawan Indonesia seperti Ir. Soekarno. Juga
mampu melahirkan tokoh ideolog seperti Muso (PKI) dan Kartosuwirjo (NII).
Ketiga,
Islamisasi Turki. Meskipun Turki adalah negara Sekuler, namun kepemimpinan Erdogan
mampu membuat Turki lebih Islami. Hal itu dibuktikan dengan UU tentang penggunaan
jilbab yang baru-baru saja disahkan. Ibu negara –istri Erdogan yang berjilbab- yang
selama UU itu belum disahkan tidak bisa ikut agenda negara, sekarang sudah bisa
masuk istana negara.
Terakhir,
adalah Idealisme Kami. Idealisme kami menjadi semangat bagi orang yang membacanya.
Ketika sedang futur, dengan mengingat-ingat idealisme kami jiwa menjadi tergugah.
Keempat
hal itu menjadi alasan bagi PPSDMS untuk terus maju dan berkembang. Dilaunching
pada tanggal 3 Agustus 2002, tahun ini sudah 1 dasawarsa PPSDMS berkiprah. Saat
pertama kali dilaunching PPSDMS hanya memiliki 1 regional putra (UI) dengan peserta
20 orang, saat ini telah ada 5 regional putra dan 2 regional putri dengan jumlah
peserta 220 orang. Sebuah perkembangan yang begitu pesat.
Untuk
menghandel institusi besar ini, PPSDMS mensinergikan 3 (tiga) bidang: (1) Bid. Program;
(2) Bid. Kemitraan; dan (3) Bid. Alumni. Bid. Program menjadi core bussiness PPSDMS. Bid. Alumni menjadi
tonggak mobilitas vertikal para alumni untuk menduduki jabatan-jabatan strategis.
Sedagkan Bid. Kemitraan adalah bidang yang menjadi ujung tombak networking dan financial gathering. Ketiga bidang inilah yang menjadi pilar perkembangan
PPSDMS hingga bisa menjadi sebesar ini.
Menikah dengan PPSDMS
Ada
istilah menarik yang dicetuskan oleh salah seorang alumni PPSDMS, yakni istilah
“Menikah dengan PPSDMS”. Terdapat 4 (empat) penjabaran terkait hal itu, yaitu: (1)
Berkumpul; (2) Bergabung; (3) Menggulung; dan (4) Menindih.
Berkumpul
berarti asrama PPSDMS menjadi tempat berkumpulnya bermacam potensi dan kekuatan.
Terutama potensi milik para pesertanya. Bergabung artinya adalah ikatan emosional
peserta dengan institusi. Tidak hanya selama masa pembinaan saja, tetapi juga setelah
menjadi alumni. Menggulung dalam arti memahami segala dinamikan di dalam asrama
serta mau berkorban untuk terus melakukan perbaikan. Dan menindih adalah rasa bersalah
dan tertekan ketika tidak menjadi peserta PPSDMS yang tidak memegang teguh idelisme.
Kata Bang Adji, “Filosofi menikah itulah yang akhirnya memunculkan
komitmen untuk menyuguhkan yang terbaik bagi institusi. Baik dari pengurus
maupun peserta. Kami berkejaran untuk menikah!”
Dengan
filosofi itu diharapkan peserta PPSDMS memiliki 4 (empat) jati diri: (1) Aktivis
Islam; (2) Aktivis Pergerakan; (3) Mahasiswa Berprestasi; dan (4) Menjunjung kebersamaan
dan kekeluargaan.
Untuk
mencapai 4 jati diri itu, pengurus telah merancang standar manajemen asrama, beserta
fasilitas dan program pembinannya. Diharapkan asrama PPSDMS menjadi rumah yang nyaman
bagi peserta. Hal yang bisa didapatkan adalah religious activity, social politic engagement, academic excellent, scientific
discourse, dan professional syndicate.
Pesan
Bang Adji tentang peran stratgis angkatan VI, “Angkatan VI, melompatlah lebih tinggi!” Itu semua demi terbentuknya
Indonesia yang lebih baik dan bermartabat!
Wallahua’lam
bishshawab.. []gea
No comments:
Post a Comment