Thursday, July 26, 2012

Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan (MHMMD)

Materi oleh. Tim MHMMD 
Ringkasan oleh. Gading Ekapuja Aurizki (NIP 0604756)
Apakah sudah terbayang di benak Anda apa yang akan Anda lakukan 1, 5, 10, 20, atau 50 tahun ke depan? Jika belum, tahukah Anda ada ungkapan If you fail to plan, you are planning to fail (Kalau Anda Gagal Berencana, Anda Berencana untuk Gagal)?
Urgensi untuk merencanakan kehidupan sama dengan urgensi kehidupan itu sendiri. Karena setiap rencana yang kita buat, menjadi navigator bagi kehidupan kita. Orang yang tidak merencanakan hidupnya akan terombang-ambing penuh ketidakpastian di tengah dunia yang semakin menggila. Sebaliknya, orang yang merencanakan hidupnya hingga detail akan memiliki menjalani hidup dengan penuh kepastian. Untuk itulah, kita perlu merencanakan hidup kita. Dengan merencanakan hidup kita, mulai dari cita-cita, capaian, pendidikan, keluarga, dan lain sebagainya, kita akan “sampai di tujuan, sebelum berangkat”.
Rencana yang kita buat tidak boleh sembarangan. Memang, kita boleh bermimpi setinggi-tingginya. Namun mimpi itu harus berpijak pada bumi, alias realistis. Sesuai dengan potensi dan peluang yang kita miliki.
Dalam pelatihan MHMMD, sebelum kita merencanakan hidup, kita diminta untuk mengaudit potensi diri kita. Kekayaaan, keunggulan, dan keunikan diri dieksplorasi sedemikian rupa sehingga kita memahami gambaran diri kita saat ini.
Setelah itu, kita diminta untuk memandang masa depan dengan segenap peluangnya. Saat itu kita diajak untuk melihat gambaran orang sukses di masa depan, yakni orang yang: (1) Berpengetahuan; (2) Berketerampilan; (3) Memiliki jaringan; dan (4) Memiliki jiwa luhur dan bermoral.
Selanjutnya, kita diminta untuk melihat peluang bidang dalam kehidupan kita. Diutamakan yang sesuai dengan bidang yang ditekuni saat kuliah. Dengan peluang bidang ini diharapkan kita menjadi seorang professional yang bisa meninggalkan legacy (jejak) di kehidupan kita. Selain itu, dengan pemetaan peluang masing-masing bidang diharapkan kita bisa menemukan inovasi dalam mengelola potensi sumber daya di Indonesia.
Bunda Marwah Daud menjelaskan bahwa Indonesia adalah surganya bahan baku. Tetapi karena minim inovasi, bahan baku tetap menjadi bahan baku. Tidak seperti negara-negara maju yang mengolah bahan baku menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual. Kita bisa mengambil contoh buah kakao. Indonesia memiliki banyak perkebunan kakao, tetapi kenapa Indonesia tidak terkenal dengan produk coklatnya? Justru Amerika, Swis, dan beberapa negara maju yang tidak punya ladang kakao terkenal dengan produk coklatnya. Itu karena kita minim inovasi.
Yang terakhir, setelah mengetahui potensi, gambaran masa depan, dan peluang yang dimiliki, saatnya membuat peta hidup. Peta hidup dibuat untuk menjadi navigator dalam kehidupan kita. Dalam menuliskan peta hidup, kita diminta untuk membuatnya sedetail mungkin. Agar setiap satuan waktu yang kita miliki telah kita rencanakan. Tahun, bulan, pekan, hari, bahkan jam, menit, dan detik. Diharapkan kita mampu memproyeksikan masa depan kita sendiri.
Setelah peta hidup tertulis, tinggal kita bersiap untuk merealisasikannya. Bagaimana caranya? “Yakinlah bumi Allah itu luas. Peluang tak terhingga banyaknya. Kita harus siap belajar, berkunjung ke tempat yang mendukung potensi kita.”
Semoga rencana yang kita buat mampu mendukung terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat!
Wallahua’lam bishshawab.. []gea

1 comment: