Materi oleh.
Drs. Musholli (Direktur PPSDMS Nurul Fikri)
Ringkasan oleh. Gading Ekapuja
Aurizki (NIP 0604756)
Hasil sensus penduduk yang diselenggarakan Badan
Pusat Statistik tahun 2010, di Indonesia terdapat ±207 juta penduduk beragama
Islam, dari 237 juta total penduduk (persentase 86%). Angka itu menjadikan
Indonesia sebagai negera dengan penduduk muslim terbesar di dunia, mengalahkan
negara-negara Arab yang merupakan asal Islam disyi’arkan pertama kali langsung oleh
Rasulullah saw. Namun apa yang terjadi dengan negeri ini sekarang? Kemiskinan,
konflik antar golongan, terorisme, dan segala permasalahan lainnya.
Seringkali kita bangga mengatakan bahwa Islam adalah
sistem terbaik yang diturunkan Allah untuk manusia. Ketika itu kita sampaikan
kepada orang non-muslim, apakah mereka akan percaya begitu saja? Apalagi
melihat kondisi umat muslim yang saat ini. Jangankan orang non-muslim,
barangkali orang muslim sendiri mulai banyak yang ragu akan ke-Islam-annya.
Banyak fakta menunjukkan betapa terpuruknya umat
ini. Mari kita tengok Timur Tengah. Konflik terjadi antar negara muslim. Yang
miris, peperangan itu menggunakan persenjataan yang diimpor dari Barat!
Negara-negara Barat bersatu, mereka memproduksi senjata, yang akhirnya dibeli
oleh negara muslim untuk saling membunuh saudaranya. Arab yang anggaran
perangnya mencapai 60 juta USD, ternyata tak sedikit pun memberikan bantuan ke
Palestina yang dijajah sekutu Barat, Israel.
Fakta terbaru. Rezim Hosni Mubarak yang digulingkan
Januari 2011 ternyata mencoba untuk kembali berkuasa pada pemilu presiden bulan
Juni 2012, lalu. Militer dan kelompok pro-Mubarak mengajukan calon presiden
dari pihak militer atas nama Ahmad Shaffiq untuk melawan calon dari kelompok
Islam “fundamentalis” seperti Ikhwanul Muslimin dengan Dr. Mohammad Mursi-nya.
Dan siapakah yang mensuplai dana kampanye Shaffiq? Ternyata negara-negara teluk,
seperti Arab Saudi, yang notabene merupakan negara muslim!
Itu hanyalah sekelumit kisah dari problematika umat
ini. Selain masalah global, umat muslim juga memiliki kendala-kendala dengan
skala nasional, regional, dan juga lokal. Singa buas itu masih tertidur pulas
meskipun si rusa telah mengusik dan melecehkannya. Umat yang besar ini masih
belum bisa menunjukkan kebesarannya.
Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya, “Siapakah
yang mampu mengembalikan kejayaan umat ini?” Kita katakan padanya, “Sekarang
bukan saatnya lagi bertanya ‘siapa’, tapi tanyalah ‘bagaimana’. Ya, bagaimana
mencetak orang-orang yang mampu mengembalikan kejayaan umat ini?”
PPSDMS adalah institusi pembinaan sumber daya
manusia (SDM) strategis yang fokus untuk memecahkan permasalahan itu. Tidak
sekedar wacana, sudah 10 tahun (2002-2012) –dan semoga terus seperti itu- PPSDMS
berjuang mencetak orang-orang yang kelak akan mengembalikan kejayaan umat.
Mereka bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah The Future Leaders yang memiliki karakter rendah hati, objektif, moderat,
dan open mind.
Ke depan, ada 3 (tiga) sektor strategis yang akan
menjadi arah pergerakan kepemimpinan PPSDMS. Ketiga sektor itu adalah: 1). Public Sector/political society, di mana SDM di sektor ini akan terkonsentrasi di
lembaga-lembaga negara (eksekutif, legislatif, yudikatif, militer, dsb.) 2). Private Sector/economical society, di mana SDM akan terkonsentrasi pada agenda-agenda
bisnis, keuangan, dan aktivitas ekonomi (produksi-konsumsi/jual-beli). Dan yang
terakhir, 3). Third Sector/civil society di mana pengabdian dan keberadaan lembaga non-pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) menjadi ciri utama.
Untuk menghadapinya, PPSDMS memiliki grand strategy (khuthuth ‘aridah), yaitu: 1). Tabi’ah
al-Mudiyah (mobilitas vertikal) yaitu usaha pendistribusian alumni PPSDMS
menjadi pengambil kebijakan di birokrasi atau institusi strategis. 2). Tabi’ah al-Afaqiyah (mobilitas horizontal)
yaitu menempatkan alumni PPSDMS di tengah-tengah masyarakat untuk menyebarkan
dakwah.
Dengan segala konsep dan program yang dimiliki PPSDMS,
kita berharap permasalahan umat yang begitu kompleks dapat diselesaikan. Ini semua
demi terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Wallahua’lam
bishshawab… []gea
No comments:
Post a Comment